Sabtu, 03 Maret 2012

"AJEG BALI" Berfikir,Berkata & Berbuat untuk keajegan Bali

Ajeg Bali merupakan konsep yang sangat berguna bagi orang Bali, terbukti dari kehadirannya yang mampu memicu dan mendorong masyarakat untuk mendiskusikan apa yang dimaksud dengan kebudayaan Bali yang baik dan apa yang baik buat kebudayaan Bali.
Hal tersebut disampaikan dua sarjana Australia, A/Profesor Jeff Lewis (dosen RMIT University) dan Belinda Lewis (Monash University) Melbourne, Australia, dalam kuliah umumnya di Program Kajian Budaya Unud, Jumat (10/7) kemarin. Kuliah yang dibuka Dekan Fakultas Sastra Unud Prof. Ardika dan dipandu juru bahasa Dr. I Nyoman Darma Putra, dihadari 50 mahasiswa serta didampingi Ketua Program Prof. Made Suastika.
Pada saat kuliah umum itu, Jeff dan Belinda Lewis juga memperkenalkan buku barunya tentang Bali yang berjudul ''Bali's Silent Crisis; Desire, Tragedy, and Transition'' (Krisis Bali yang Dipendam; Hasrat, Tragedi, dan Transisi). Usai diskusi di Fakultas Sastra Unud, Jeff dan Belinda mengunjungi Gedung Pers Bali Ketut Nadha. Ia menyerahkan bukunya kepada Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha yang banyak dijadikan sumber dalam menulis tentang ajeg Bali. ''Kami kagum akan konsep ajeg Bali. Karenanya harus terus digelindingkan lewat berbagai tindakan nyata dalam pemberdayaan masyarakat,'' kata Jeff Lewis. Buku yang terbit di Amerika ini berisi analisis mendalam dengan pendekatan kajian budaya berbagai persoalan sosial budaya yang dihadapi Bali dalam proses perubahan akibat globalisasi dalam 30 tahun terakhir.

Sabtu, 04 Februari 2012

Entitas Mengritisi Bali


- Tulisan di Katalog Acara  "Entitas Nurani # 2" yang berlangsung di Gedung   Kriya, Taman Budaya Bali, 23 Desember 2011 hingga 6 Januari 2012 -

Oleh : Wayan ‘Jengki’ Sunarta


Dan Bali,
dengan segenap kesenian,
kebudayaan, dan alamnya,
harus bisa diringkaskan,
untuk dibungkus dalam kertas kado,
dan disuguhkan pada pelancong.
…….
Di Bali :
pantai, gunung, tempat tidur dan pura,
telah dicemarkan
  
(Sajak Pulau Bali, WS Rendra, 23 Juni 1977)


(Made Kaek, Gubernur Bali Mangku Pastika, dan Wayan Redika saat pembukaan pameran)
Dalam acara pembukaan “Entitas Nurani #1” yang digelar tanggal 31 Mei 2008 di Gedung Kriya, Taman Budaya Bali, Made Mangku Pastika menorehkan komitmennya di sebidang kanvas: “Strategi budaya harus menjadi acuan dalam menuju Bali Mandara: Maju, Aman, Damai, Sejahtera.” Komitmen ini adalah salah satu jargon andalan yang dilontarkan Mangku Pastika dalam upaya politik pencitraan, yang tujuannya tentu meraup dukungan masyarakat seluas-luasnya. Sejarah kemudian mencatat, Made Mangku Pastika dinobatkan sebagai Gubernur Bali lewat sistem pemilihan langsung.

Seperti biasa, masyarakat Bali menaruh begitu banyak harapan dan impian di pundak dan benak gubernur yang baru terpilih.

Rabu, 01 Februari 2012

1.000 Orang Masuk Hindu Setiap Tahun, Terutama Muslim & Kristiani

Kali ini kami ingin sampaikan berita yang menurut penulis adalah berita sensasi dan hoax belaka. Celakanya berita ini dipajang di Koran Lokal ( Koran Tokoh, Suplemen BaliPost No.663/Th.XII, 2-8 Oktober 2011) yang sangat dipercayai kredibilitasnya oleh masyarakat Bali.
Sensasi karena angka yang fantastis, 1.000 orang tiap tahun untuk ukuran pindah agama di negeri ini adalah sesuatu yang fantastis. Artinya setiap hari ada 2 atau 3 orang yang menjadi pemeluk Hindu Bali. Wow..ckckck..
Hoax bagi penulis, karena kebenaran dan keabsahan data yang disajikan tidak dicantumkan. Sumbernya juga tidak jelas. Bahkan hanya 1 nama saja yang disebut pindah agama dari Islam ke Hindu.
Yang membuat pernyataan sensasional ini adalah seorang Rektor Muda dari Universitas Mahendradatta Denpasar Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS. Rektor yang mantan model Majalah Aneka yess ini, mengatakan bahwa ia sebagai Raja Majapahit Bali akan mendirikan wadah khusus untuk membimbing masyarakat yang baru pindah agama ke agama Hindu (Shiwa/Buddha).
1317633330122751995
” Diperkirakan sekitar 1.000 orang setiap tahunnya pindah dari agama Islam/Kristen ke agama Hindu di Bali dengan berbagai alasan.”

Senin, 30 Januari 2012

MENJUNJUNG PRINSIP MENYAMA BRAYA


Kampung Islam Kepaon (GATRA/Edward Luhukay)Relief kecil di tugu merah itu tampak mencolok. ''Anda memasuki wilayah kampung Islam,'' Bemikian bunyi tulisan relief bercat hitam di bagian atas tugu berornamen Bali di tepi Jalan Raya Pemogan, Denpasar, itu. Tugu setinggi pundak orang dewasa ini berdiri di depan rumah berbenteng yang di halamannya terdapat pura.

Di halaman rumah yang ditumbuhi pohon kamboja itu juga terpasang payung berbalut kain poleng corak papan catur. Sekitar 20 meter di seberang rumah itu, berdiri gapura yang terbuat dari pipa besi bercat hijau. Di puncak gapura terpasang hiasan dua dimensi berbentuk setengah kubah masjid, yang di bawahnya bertulisan "Masjid Al-Muhajirin".

Bangunan itu jelas berbeda dari banguan lain di sekitarnya. Ada dua rambu ''Hati-hati ada upacara adat'' tersimpan di sisi gang, tak sampai satu meter dari gapura. Rambu-rambu itu biasa dipakai memblokir jalan ketika berlangsung upacara adat Bali. Sedangkan gapura itu merupakan gerbang Masjid Al-Muhajirin.

Minggu, 29 Januari 2012

BANGKITNYA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI BALI

Bangunan mewah empat lantai ukuran 30x30 meter itu berdiri dengan megah di Jalan Pura Demak 19 Denpasar, Bali. Di sanalah Sekolah Harapan Mulia mulai tingkat play group. TK. SD, SMP. dan SMA berada.Tak hanya bangunan yang mewah. Sekolah bernuansa Islam di Bali itu pun dilengkapi berbagai sarana mewah, mulai dari audivisual di tiap kelas play group dan Taman Kanak-Kanak, pembelajaran kurikulum Diknas Plus, laboratorium komputer setiap satu anak satu komputer, lab bahasa Inggris. lab IPA. ruang multimedia, ruang kelas ber-AC dengan maksimal 24 siswa, klinik umum, serta ruang perpustakaan.
Menurut Husaini Ismail SE, pendiri Sekolah Harapan Mulia Denpasar, sekolah itu didirikan karena ingin mencerdaskan anak bangsa, khususnya anak-anak Muslim di Bali. "Mereka cerdas dalam arti menghadapi kehidupan di dunia dan kemudian juga cerdas di dalam beragama. Untuk itu. kita memperkenalkan mereka kepada Allah SWT. Mereka kita perkenalkan kepada Allah sejak dini.* ujarnya.