Bangunan mewah empat lantai
ukuran 30x30 meter itu berdiri dengan megah di Jalan Pura Demak 19
Denpasar, Bali. Di sanalah Sekolah Harapan Mulia mulai tingkat play
group. TK. SD, SMP. dan SMA berada.Tak hanya bangunan yang mewah. Sekolah bernuansa Islam di Bali itu
pun dilengkapi berbagai sarana mewah, mulai dari audivisual di tiap
kelas play group dan Taman Kanak-Kanak, pembelajaran kurikulum Diknas
Plus, laboratorium komputer setiap satu anak satu komputer, lab bahasa
Inggris. lab IPA. ruang multimedia, ruang kelas ber-AC dengan maksimal
24 siswa, klinik umum, serta ruang perpustakaan.
Menurut Husaini Ismail SE, pendiri Sekolah Harapan Mulia Denpasar,
sekolah itu didirikan karena ingin mencerdaskan anak bangsa, khususnya
anak-anak Muslim di Bali. "Mereka cerdas dalam arti menghadapi kehidupan
di dunia dan kemudian juga cerdas di dalam beragama. Untuk itu. kita
memperkenalkan mereka kepada Allah SWT. Mereka kita perkenalkan kepada
Allah sejak dini.* ujarnya.
Harapan Mulia menerapkan sistem keseimbangan antara ilmu pendidikan
umum dan ilmu pendidikan agama. "Maka, dalam kurikulum Harapan Mulia
yang kita ambil adalah Dinas Pendidikan Nasional Plus. Dan plusnya
adalah kita kembangkan hal-hal yang berhubungan dengan Islam.
Keseimbangan itulah yang kita perjuangkan," ungkapnya.
Sekolah Harapan Mulia, kata dia, merupakan sekolah bernuansa Islam
yang mengusung moto, "Taqwa, Cerdas, Terampil dan Santun". Diawali
dengan jenjang pendidikan play group, berdasarkan kebutuhan masyarakat
yang menginginkan adanya sekolah bernuansa Islami dengan sarana dan
prasarana berkualitas baik, dan di kemudian hari akan mampu bersaing
dengan sekolah-sekolah lain yang bertaraf internasional.
Menurut Husaini, Yayasan Harapan Mulia yang mengelola play group, TK
SD, SMP, dan SMA Harapan Mulia Denpasar. Bali, mempunyai harapan yang
tinggi dalam dunia pendidikan. "Kami tidak hanya mengutamakan pendidikan
ilmu pengetahuan dan teknologi saja, atau mengangkat pendidikan dari
segi Islami saja, tapi benar-benar mengangkat kedua aspek tersebut
sebagai dasar pendidikan."
Berdasarkan pemikiran tersebut, ungkap Husaini, Yayasan Harapan Mulia
mengembangkan pendidikan mulai dari tingkat play group. Dari usia dua
sampai empat tahun. Sejak dini anak-anak telah dikenalkan dengan ilmu
pengetahuan dan kemajuan teknologi, serta tidak mengesampingkan ilmu
agama sebagai dasar pembentukan akhlak dan spiritual anak-anak.
"Sarana dan prasarana dengan kondisiruangan yang nyaman dan dibatasi
20 anak dengan tiga pembimbing, sangat mendukung proses belajar-mengajar
di kelas play group. Kami juga sangat mengutamakan karakteristik dasar
setiap siswa dalam membuat evaluasi perkembangan, sehingga deteksi dini
terhadap perkembangan anak, lebih cepat teratasi."
Secara khusus, sambung Husaini, untuk para siswa SMA Harapan Mulia,
diberikan pengembangan bidang agama Islam, antara lain, pengajaran
Alquran dengan metode Tadrib. Metode itu menekankan pada pengajaran
makhrj/ (pengucapan) huruf, sehingga tidak terjadi kesalahan pelafalan
yang akan mengubah arti Alquran. Metode itu sudah termasuk pembelajaran
tajwid di dalamnya.
Bagi yang telah mampu membaca Alquran namun belum menguasai makhraj
dan tajwid secara baik, akan mendapat bimbingan kembali agar lebih
sempurna. Bagi yang sudah mampu membaca Alquran sesuai tajwid, maka akan
diperbaiki dari sisi periwayatan yang murni serta bersanad kepada
Rasulullah SAW.
"Para siswa SMA juga dibiasakan shalat dhuha dan shalat fardlu
berjamaah serta belajar bahasa Arab," ujarnya menambahkan. Sekolah
Harapan Mulia bukanlah satu-satunya Lembaga Pendidikan Islam yang
terkemuka di Bali. Sebut saja, misalnya. Pondok Pesantren Firdaus di
Negara Jimbrana yang memiliki jenjang pendidikan tingkat SMP dan SMA.
Yang menarik, para siswa di Pondok Pesantren Firdaus ini mampu
menghafal lima juz Alquran bahkan ada yang sampai hafal 10 juz Alquran.
Menurut H Ekky C. bendahara umum MUI Provinsi Bali, saat ini lembaga
pendidikan Islam di Pulau Dewata sudah semakin banyak dan mampu bersaing
dengan sekolah lainnya.
"Alhamdulillah, lembaga pendidikan Islam di Bali sekarang mulai
semakin banyak dan berlomba-lomba dalam mutu, baik itu dari sisi
teknolgi informasi, fasilitas, maupun kurikulum. Orang tua Muslim tidak
terlalu sulit untuk memilih sekolah berkualitas bagi anak-anaknya,"
paparnya.
Sumber : http://bataviase.co.id/node/720393
Tidak ada komentar:
Posting Komentar