Minggu, 29 Januari 2012

BANGKITNYA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI BALI

Bangunan mewah empat lantai ukuran 30x30 meter itu berdiri dengan megah di Jalan Pura Demak 19 Denpasar, Bali. Di sanalah Sekolah Harapan Mulia mulai tingkat play group. TK. SD, SMP. dan SMA berada.Tak hanya bangunan yang mewah. Sekolah bernuansa Islam di Bali itu pun dilengkapi berbagai sarana mewah, mulai dari audivisual di tiap kelas play group dan Taman Kanak-Kanak, pembelajaran kurikulum Diknas Plus, laboratorium komputer setiap satu anak satu komputer, lab bahasa Inggris. lab IPA. ruang multimedia, ruang kelas ber-AC dengan maksimal 24 siswa, klinik umum, serta ruang perpustakaan.
Menurut Husaini Ismail SE, pendiri Sekolah Harapan Mulia Denpasar, sekolah itu didirikan karena ingin mencerdaskan anak bangsa, khususnya anak-anak Muslim di Bali. "Mereka cerdas dalam arti menghadapi kehidupan di dunia dan kemudian juga cerdas di dalam beragama. Untuk itu. kita memperkenalkan mereka kepada Allah SWT. Mereka kita perkenalkan kepada Allah sejak dini.* ujarnya.
Harapan Mulia menerapkan sistem keseimbangan antara ilmu pendidikan umum dan ilmu pendidikan agama. "Maka, dalam kurikulum Harapan Mulia yang kita ambil adalah Dinas Pendidikan Nasional Plus. Dan plusnya adalah kita kembangkan hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Keseimbangan itulah yang kita perjuangkan," ungkapnya.
Sekolah Harapan Mulia, kata dia, merupakan sekolah bernuansa Islam yang mengusung moto, "Taqwa, Cerdas, Terampil dan Santun". Diawali dengan jenjang pendidikan play group, berdasarkan kebutuhan masyarakat yang menginginkan adanya sekolah bernuansa Islami dengan sarana dan prasarana berkualitas baik, dan di kemudian hari akan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain yang bertaraf internasional.
Menurut Husaini, Yayasan Harapan Mulia yang mengelola play group, TK SD, SMP, dan SMA Harapan Mulia Denpasar. Bali, mempunyai harapan yang tinggi dalam dunia pendidikan. "Kami tidak hanya mengutamakan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, atau mengangkat pendidikan dari segi Islami saja, tapi benar-benar mengangkat kedua aspek tersebut sebagai dasar pendidikan."
Berdasarkan pemikiran tersebut, ungkap Husaini, Yayasan Harapan Mulia mengembangkan pendidikan mulai dari tingkat play group. Dari usia dua sampai empat tahun. Sejak dini anak-anak telah dikenalkan dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, serta tidak mengesampingkan ilmu agama sebagai dasar pembentukan akhlak dan spiritual anak-anak.
"Sarana dan prasarana dengan kondisiruangan yang nyaman dan dibatasi 20 anak dengan tiga pembimbing, sangat mendukung proses belajar-mengajar di kelas play group. Kami juga sangat mengutamakan karakteristik dasar setiap siswa dalam membuat evaluasi perkembangan, sehingga deteksi dini terhadap perkembangan anak, lebih cepat teratasi."
Secara khusus, sambung Husaini, untuk para siswa SMA Harapan Mulia, diberikan pengembangan bidang agama Islam, antara lain, pengajaran Alquran dengan metode Tadrib. Metode itu menekankan pada pengajaran makhrj/ (pengucapan) huruf, sehingga tidak terjadi kesalahan pelafalan yang akan mengubah arti Alquran. Metode itu sudah termasuk pembelajaran tajwid di dalamnya.
Bagi yang telah mampu membaca Alquran namun belum menguasai makhraj dan tajwid secara baik, akan mendapat bimbingan kembali agar lebih sempurna. Bagi yang sudah mampu membaca Alquran sesuai tajwid, maka akan diperbaiki dari sisi periwayatan yang murni serta bersanad kepada Rasulullah SAW.
"Para siswa SMA juga dibiasakan shalat dhuha dan shalat fardlu berjamaah serta belajar bahasa Arab," ujarnya menambahkan. Sekolah Harapan Mulia bukanlah satu-satunya Lembaga Pendidikan Islam yang terkemuka di Bali. Sebut saja, misalnya. Pondok Pesantren Firdaus di Negara Jimbrana yang memiliki jenjang pendidikan tingkat SMP dan SMA.
Yang menarik, para siswa di Pondok Pesantren Firdaus ini mampu menghafal lima juz Alquran bahkan ada yang sampai hafal 10 juz Alquran. Menurut H Ekky C. bendahara umum MUI Provinsi Bali, saat ini lembaga pendidikan Islam di Pulau Dewata sudah semakin banyak dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya.
"Alhamdulillah, lembaga pendidikan Islam di Bali sekarang mulai semakin banyak dan berlomba-lomba dalam mutu, baik itu dari sisi teknolgi informasi, fasilitas, maupun kurikulum. Orang tua Muslim tidak terlalu sulit untuk memilih sekolah berkualitas bagi anak-anaknya," paparnya.

Tidak ada komentar: