Rabu, 01 Februari 2012

1.000 Orang Masuk Hindu Setiap Tahun, Terutama Muslim & Kristiani

Kali ini kami ingin sampaikan berita yang menurut penulis adalah berita sensasi dan hoax belaka. Celakanya berita ini dipajang di Koran Lokal ( Koran Tokoh, Suplemen BaliPost No.663/Th.XII, 2-8 Oktober 2011) yang sangat dipercayai kredibilitasnya oleh masyarakat Bali.
Sensasi karena angka yang fantastis, 1.000 orang tiap tahun untuk ukuran pindah agama di negeri ini adalah sesuatu yang fantastis. Artinya setiap hari ada 2 atau 3 orang yang menjadi pemeluk Hindu Bali. Wow..ckckck..
Hoax bagi penulis, karena kebenaran dan keabsahan data yang disajikan tidak dicantumkan. Sumbernya juga tidak jelas. Bahkan hanya 1 nama saja yang disebut pindah agama dari Islam ke Hindu.
Yang membuat pernyataan sensasional ini adalah seorang Rektor Muda dari Universitas Mahendradatta Denpasar Bali, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS. Rektor yang mantan model Majalah Aneka yess ini, mengatakan bahwa ia sebagai Raja Majapahit Bali akan mendirikan wadah khusus untuk membimbing masyarakat yang baru pindah agama ke agama Hindu (Shiwa/Buddha).
1317633330122751995
” Diperkirakan sekitar 1.000 orang setiap tahunnya pindah dari agama Islam/Kristen ke agama Hindu di Bali dengan berbagai alasan.”
Bila kita melihat blog pribadinya yang dibuat di www.vedakarna.com maka akan kita dapati betapa sensasionalnya sosok yang satu ini.
Simak apa yang dia tulis di http://vedakarna.com/?p=851:
“Jauhkan anak-anak kita dari pengaruh misionaris Kristen atau cuci otak seperti Moeslim Nation Indonesia (NII) yang telah menjadi isu Nasional. Harus tidak ada kerusuhan rasial di Bali yang hanya terjadi karena masalah konversi/pindah agama“.
Kerusuhan rasial ? sepengetahuan penulis, Bali dengan beragam pemeluknya sejak ribuan tahun lalu hidup berdampingan dengan damai, aman tentram. Sejak kapan ada sejarah kerusuhan rasial di Bali?
1317633535617736227
Sang Rektor Sensasional
Sebuah pernyataan konyol untuk seorang Rektor yang memimpin sebuah Universitas jika tidak disertai dukungan data dan fakta yang kongkrit.
Atau Universitas ini termasuk kampus ecek-ecek ? Saya tidak bisa menjawab. Karena figur rektor yang memimpin bisa jadi mencerminkan institusi yang dipimpinnya.
Pak Wedakarna, sungguh pernyataan ini bisa membuat kerukunan umat beragama di Bali menjadi terusik dan sedikit gatal telinga bagi yang mendengarnya. Anda boleh saja berkoar-koar adanya konversi agama ke hindu meningkat setiap tahun, tapi tolong disertai fakta dan data yang kongkrit.
Sedikit pemikiran saya yang mungkin bisa membantu wawasan Bapak Wedakarna bertambah dengan maksud tidak menggurui.
Kalaupun ada muslim atau kristiani yang pindah agama ke Hindu, bagi kami, kompasianer tidak masalah atau bukan masalah besar. Karena kami tahu dan bisa menganalisa kalau seseorang yang pindah agama dengan bukan alasan yang masuk akal, pastilah ia belum memahami agama yang dipeluknya dan melacurkan diri kepada agama anda, dengan harapan kemudahan dan keringanan yang didapat. Padahal keringanan dan kemudahan setiap agama bagi pemeluknya adalah standarisasi dari penyebarnya pastilah valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
Jadi, kesimpulan saya adalah ” TIDAK MUDAH BILA SESEORANG AKAN PINDAH AGAMA JIKA DIA PAHAM KONSEKUENSI YANG BAKAL DIHADAPI KELAK”...
Semoga bisa menjadi bahan perenungan kita semua , insan umat beragama yang mencintai toleransi dan perdamaian.

Salam Ajeg BALI Sobat !

1 komentar:

riiyandapatisblues mengatakan...

wah ini..perlu dbrantas ni yg kayak gini........